200 Pantun untuk Ibu dan Ayah Tercinta Penuh Kasih Sayang
Pantun untuk Ibu dan Ayah Tercinta Penuh Kasih Sayang bisa buat ucapan hari ibu - Sebagai seorang anak maka sewajibnya kita berbakti kepada kedua orang tua. Walaupun ini sebagai takdir namun kita tetap berusaha menjadi anak yang berbakti dan hormat kepada kedua orang tua sendiri. Tanpa adanya orang tua maka bisa kita ini tidak ada di dunia. Hargai pengorbanan kedua orang tua kita yang telah merawat dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Baca Juga : Pantun Pembuka dan Penutup Pidato
Pantun untuk Ibu dan Ayah Tercinta
Tanpa mereka kita bukanlah siapa-siapa, kalau kita seorang anak sudah besar dan sukses jangan lupakan kedua orang tua kita. Ingat kisah Malin Kundang yang di kutuk ibunya menjadi Batu, karena malin tidak mengakui ibu kandungnya sendiri karena hanya malu atau gengsi dikarenakan dirinya sudah kaya dan mempunyai seorang istri yang cantik jelita dari kalangan kaum sultan.
Maka pada kesempatan ini saya akan berbagi sebuah pantun yang bertemakan tentang Ibu dan Ayah. Semoga pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menyadarkan kalian semua. Tanpa banyak basa basi lagi yuk langsung di simak ulasan pantunnya berikut ini !
Kumpulan Pantun untuk Ibu Tersayang
Bunga mawar dihinggapi kupu-kupu
Karena mawar indah mempesona
Surgaku ada dibawah telapak kaki ibu
Karena ibu berhati mulia
Buah jambu buah markisa
Dipetik di ujung desa
Hati ibu sungguh mulia
Kasihnya membawa ke surga
Tanam jagung tanam tebu
Tanamnya di tengah sawah
Terima kasih padamu ibu
Telah membesarkan sepenuh jiwah
Naik pesawat ke Madura
Tidak lupa membeli baju
Ibu begitu indah telapak kakimu
Di sanalan tempat surgaku
Memandang langit diakhir tahun
Melihat terangnya cahaya bulan
Ibu, rasa lelah mampu kau tahan
Demi anakmu engkau rela berkorban
Bangun pagi di hari selasa
Tidak lupa sarapan pagi
Kasih ibu sepanjang masa
Yang tak terbayar pengorbanannya
Malam hari makan buah jambu
Makannya dibawah terangnya bulan
Sembilan bulan mengandung diriku
Pengorbananmu tak akan mampu terbalaskan
Pantun untuk Ibu Terkasih
Pulang siang di hari rabu
Langsung tidur didalam rumah
Walau aku sering mengecewakanmu
Kasih ibu tetap tercurah
Hari Minggu minum jus jambu
Jus jambu dikasih Pak Nanap
Setiap malam ibu menimang aku
Agar tidurku begitu lelap
Pergi ke pasar membeli baju
Warnanya putih abu-abu
Kasih sayang seorang ibu
Selalu ada sepanjang waktu
Buah mangga buah jambu
Paling manis dibuat rujak
Aku sangat bangga padamu ibu
Walau lelah kau tetaplah bijak
Hari Sabtu minum jus jambu
Jus jambu dikasih Bu Nunu
Terima kasih atas kasihmu
Yang tak terhingga sepanjang waktu
Pantun Ucapan Hari Ibu
Dalam hati Ibu penuh kasih,
Kasih yang hangat selalu,
Untuk Ibu kuucapkan terimakasih,
Dan selamat Hari Ibu
Bunga dihinggapi kupu-kupu,
Karena bunga wangi beraroma,
Surgaku ada ditelapak kaki Ibu,
Karena Ibu berhati mulia
Kasih Ibu sepanjang masa,
Kasih anak sepanjang galah,
Kasih sayang Ibu sungguh kurasa,
Kehangatannya tak bisa berubah
Buah pisang buah salak,
Pohonnya ada di ladang,
Walau terkadang Ibu galak,
Tetapi galaknya tanda sayang
Buah jeruk buah tomat,
Ada di keranjang bambu,
Pelukan ibu benar-benar hangat,
Hangatnya membuat aku slalu rindu
Bila kalbu merasa gembira,
Bibir melukiskan senyum,
Cinta kasih ibu sepanjang masa,
Selamanya manis dan harum
Jalan-jalan ke tugu monas,
Lalu berwisata ke taman mini,
Kasih Ibu memang Ikhlas,
Tak ada yang mampu menandingi
Bunga mawar bunga melati,
Tumbuh indah dihalaman rumahku,
Sifat sabar dan tabah hati,
Sungguh terbukti ada pada Ibu
Nasi berasal dari beras,
Beras berwarna putih,
Tiada sesal meski tak terbalas,
Yaitu hati Ibu yang penuh kasih
Kayu dibelah jadi papan,
Papan untuk membuat rumah,
Kasih ibu adalah sepanjang jalan,
Tanpa letih tanpa lelah
Burung cenderawasih ada di Papua
Pantai Kuta ada di Bali
Kasih Ibu sepanjang masa
Bagaikan sinar sang mentari
Pantun Tentang Kasih Ibu
Sebelum hujan ada tanda,
awan hitam karena mendungnya.
Dengarkan wahai ananda,
inilah nasehat penuh makna.
Dengarkan nasehat bijaksana,
untuk pedoman hidupmu kelak.
Hormati olehmu Ayah Bunda,
agar menjadi anak soleh solehah.
Hujan turun Bumi basah,
udara sejuk terasa bersih.
Ibu mengandung dengan susah,
balaslah dengan cinta kasih.
Pergi ke ladang memetik ketan,
pergi ke hulu naik sampan.
Lemah lembut dalam perkataan,
tingkah laku mestilah sopan.
Indah suara ayam bekisar,
hinggap ia di atas pagar.
Kasih ibu sangatlah besar,
berjuang demi anak dengan tegar.
Berkhayal tinggi mengawang-awang,
tiada kerja masa depan kelam.
Demi anak Ibu berjuang,
tak kenal siang dan malam.
Berteduh di bawah bayang-bayang,
menatap elang jauh melayang.
Demi anak yang tersayang.
rela nyawa hingga melayang.
Ikan masuk ke dalam bubu,
ikan gabus tidak berduri.
Kasihilah olehmu sang Ibu,
lebih dari dirimu sendiri.
Pantun Nasehat Menghormati Ayah
Duduk di singgasana tuan Raja,
kancil bagai peminta-minta.
Siang malam ayah bekerja,
agar kita tak terlunta-lunta.
Mawar mekar dan merekah,
bagus dipandang warnanya merah.
Lelah Ayah mencari nafkah,
doakan agar rezekinya berkah.
Buah kemumu segar rasanya,
disimpan dalam kotak papan.
Dengarkan olehmu nasehatnya,
sebagai bekal di masa depan.
Bunga mekar berseri-seri,
kancil memandang dari kursi.
Ayah pergi pagi setiap hari,
demi mendapat sesuap nasi.
Sawah luas tempatnya padi,
padi dibawa dengan pedati.
Jadilah anak yang berbudi,
pada Ayah kita berbakti.
Siput berjalan dengan lamban,
menuju ibukota kerajaan.
Menghormati Ayah adalah kewajiban,
yang tercantum dalam al Quran.
Bintang timur amat jelita,
berpendar indah cahayanya.
Bahagiakan hati Ayah kita,
dengan belajar serajin-rajinnya.
Mentari pagi sudah berpijar,
ke wajah Bumi cahayanya.
Jika kita tekun belajar,
Ayahpun pasti bahagia.
Nasi kemarin sudah basi,
bercampur dengan ikan teri.
Jadilah anak yang berprestasi,
agar hatinya berseri-seri.
Tiada henti larinya,
kaki kancil merasa lelah.
Hatinya akan bahagia,
bila engkau rajin sekolah.
Jalan-jalan ke Tanjung Pinang,
ramai orang di batu belah.
Hatinya pasti akan senang,
bila melihatmu jadi anak shalehah.
Anak ayam memakan lipan,
cepat sekali mematuknya.
Belajarlah demi masa depan,
agar hidupmu bahagia.
Jika datang hari raya,
banyak orang yang bergaya.
Jika hidupmu bahagia,
bahagia pula hati Ayah.
Sungai amat jerniah airnya,
tempat bersarang si lintah.
Patuhi perintah darinya,
jangan suka membantah.
Terbang tinggi si elang sakti,
hinggap ia dipohon meranti.
Jadilah anak yang berbakti,
kata-katanya engkau turuti.
Untuk apa minyak jelantah,
untuk dicampur dengan cuka.
Kalau engkau suka membantah,
pastilah Ayah akan berduka.
Bangau turun ke tanah rawa,
mencari ikan dapatnya serangga.
Berbakti kepada orang tua,
adalah jalan menuju surga.
Ke pasar membel ikan belida,
ikan belida sedap rasanya.
Selagi Ayah masih ada,
jangan berlaku sia-sia.
Buah matang tolong petikan,
akan dimasak dengan santan.
Di setiap sholat kita doakan,
agar Ayah mendapatkan keselamatan.
Bantulah Pekerjaan Ibu
Menulis adik di atas meja,
Tangannya penuh dengan tinta.
Letih Ibu banyak bekerja,
mari bantu sebisa kita.
Jika hendak membuat sapu,
Banyak-banyak kumpulkan lidinya.
Jika kita membantu Ibu,
Ibu senang kitapun bahagia.
Bambu habis dimakan panda,
Panda tajam gigi dan kukunya.
Membantu Ibu sebuah tanda,
Anak yang berbakti pada orang tua.
Manis rasanya air tebu,
Sangat segar hingga kepala.
Kita belajar membantu Ibu,
Ibu senang kita berpahala.
Hari minggu pergi ke kemah,
Bawa tali jangan pita.
Belajarlah menyapu rumah,
Bersih rumah nyamanlah kita.
Hari panas pakailah topi,
Cahaya panas amat silaunya.
Jaga rumah agar rapi,
Letakan barang pada tempatnya.
Senja hati langitpun merah,
Duduk memandang alangkah indahnya.
Jangan buat Ibu marah,
Taatilah segenap nasehatnya.
Berbakti Kepada Orang Tua
Asam rasanya air cuka,
Tercampur dengan air tebu.
Kepada orang tua jangan durhaka,
Lebih lebih kepada Ibu.
Kabut gunung melayah-layah,
Dari jauh putih warnanya.
Betapa ibu bersusah payah,
Mengandung kita berbulan lamanya.
Hitam warnanya badan lutung,
Tak seperti badan si kera.
Jasa Ibu Bapak tak terhitung,
Alangkah banyak tiada terkira.
Melayang elang memburu kancil,
Kancil hilang di tepi kali.
Disayang kita semenjak kecil,
Diasuh sepenuh hati.
Bambu besar bambu betung,
Tumbuhnya di tanah darat.
Anak berbakti pasti beruntung,
Di dunia dan di akhirat.
Lucu-lucu si anak rusa,
Membuat iri para kera.
Anak durhaka pasti disiksa,
Di dunia sudah sengsara.
Jalan-jalan ke Selat Malaka,
Kaki tersandung jadilah luka.
Sekali saja kita durhaka,
Tuhanpun pasti akan murka.
Kenapa hutan terdengar ribut,
Rupanya tupai berubut buluh.
Berkatalah lemah lembut,
Jangan sekali-kali mengeluh.
Orang berjalan beriring beruntun,
Hari kemenangan sedang dirayakan.
Di hadapannya bersikap santun,
Jangan lupa banyak mendoakan.
Pantun Ibu Yang Kusayang
Siapa punya selendang mayang,
Dialah putri dari kerajaan.
Siapa orang yang paling sayang,
Dialah ibu selalu penuh perhatian.
Kayu kering mudah patah,
Kapuk putih dari randu.
Ke manapun kaki melangkah,
Pada Ibu selalu rindu.
Kain batik kain kebaya,
Kancil lari ke dekat rusa.
Moga Ibu selalu bahagia,
Sehat selalu ke akhir masa.
Indramayu kota mangga,
Bambu kebun dibuat tangga.
Rela berkorban jiwa dan raga,
Moga Ibu masuk ke surga.
Bapak haji membeli sorban,
Kota Bogor banyak talasnya.
Betapa banyak Ibu berkorban,
Tak mungkin aku membalasnya.
Pantun Ibu dan Ayah
Siapa suka makan tomat,
Tomat sayur bukan buah.
Siapa orang yang harus dihormat,
Itulah Ibu dengan ayah.
Apa tanda sapi pedati?
Membawa gerobak jalan lamban.
Apa tanda anak berbakti?
Kepada Ibu selalu sopan.
Anak raja mengembara,
Dari gunung hingga lembah.
Lemah lembut-lah saat bicara,
Apalagi di depan ibu dan ayah.
Anak kecil main layang-layang,
Pergi ke lio membakar bata.
Sayang sayang seribu kali sayang,
Yang di sayang Ibu tercinta.
Ranting tua mudah patah,
Burung bertelur ada tiga.
Ayah bekerja mencari nafkah,
Siang malam demi keluarga.
Pantun hari Ibu
Ikan sungai masuk ke bubu,
Bambu tajam dibuat sembilu.
Kuucapkan selamat hari Ibu,
Jasa-jasamu terkenang selalu.
Beli kelambu di pasar raya,
Kelambu indah bergambar rusa.
Selamat hari Ibu untuk semua,
Semoga Ibu bahagia senantiasa.
Kue klepon campur kelapa
Agar sedap semua rasa.
Jasa Ibu jangan dilupa,
Kan terkenang sepanjang masa.
Bukan pandai bukan sakti,
Hanya tekun pada diri.
Kepada Ibu selalu berbakti,
Itulah jalan menuju bahagia abadi.
Mendung hitam terasa sendu,
Manis air dari tebu.
Pada Ibu selalu rindu,
Terkenang selalu dalam qolbu.
Pantun Pujian Kepada Orang Tua
Onta bukan sembarang onta,
Onta dari Saudi Arabia.
Cinta bukan sembarang cinta
Cinta ibu tiada terkira.
Beli sorban putih warnanya,
Dalam kereta anak bercerita.
Rela berkorban untuk anaknya,
Rela menderita agar anak bahagia.
Tanam tebu jauh di lembah,
Bunga melati mulai merekah.
Hormati Ibu hargai ayah,
Agar hidup selalu berkah.
Anak bayi dalam kelambu,
Bulan datang alangkah pucatnya.
Siapa tunduk kepada Ibu,
kan ditinggikan derajatnya.
Sepeda motor beroda dua,
Melaju menuju pasar raya,
Wanita terbaik di atas dunia.
Ialah ibu kita tercinta.
Sebelum puasa membuat ketupat,
Bersilaturahmi ketika hari raya,
Ibu merupakan sosok malaikat,
Yang nyata dihadapan mata kita.
Pakaian kumuh langsung dicuci,
Jemurkan semenjak pagi hari,
Tak ada alasan untuk membenci,
Kepada ibu selalulah berbakti.
Laut dalam berwarna biru,
Anak nelayan menangkap ikan,
Kasih sayang dari ibu,
Abadi hingga akhir zaman.
Tiada mahkota di atas kepala,
Putihlah rambut ketika tua,
Tiada cinta diatas cinta,
Melebihi cinta ibu pada anaknya.
Hidupkan lilin dikala senja,
Jagalah jangan sampai meredup,
Siapa wanita yang rela segalanya?
Tentulah ibu sang pelita hidup.
Bangun pagi di hari Minggu,
Bersihkan halaman dengan sapu,
Tiada manis melebihi madu,
Tiada wanita sebaik ibu.
Pergi berburu ke dalam rimba,
Badan gatal kena benalu,
Kaulah cinta sepanjang masa,
Ibuku di mimpi dan sadarku.
Jalan-jalan ke Pekanbaru,
Jangan lupa membeli duku,
Andai semua dunia membencimu,
Ibulah tempat untuk mengadu.
Luka kena pisau amat menyayat,
Obatilah ia dengan segera,
Jagalah ibu sepanjang hayat,
Dalam hidup dan matinya.
Pantun Ibu Terbaik
Terbang berkelompok burung layang,
Pergi ke laut berburu ikan,
Siapa orang yang paling sayang,
Dialah ibu selalu penuh perhatian.
Mangga jatuh busuk sebelah,
Sebelum dimakan dicuci dahulu,
Ke manapun kaki melangkah,
Pada Ibu selalu ku rindu.
Hari minggu pergi ke kota,
Untuk bertemu sanak saudara,
Moga Ibu selalu bahagia,
Sehat selalu ke akhir masa.
Awal pertama bulan puasa,
Bertemu dengan kawan lama,
Rela berkorban jiwa dan raga,
Moga Ibu masuk ke surga.
Sarapan pagi dengan ketan,
Buat kopi dengan gula,
Betapa banyak Ibu berkorban,
Tak mungkin bisa membalasnya.
Ke Jakarta naik kereta,
Sampai stasiun dijemput mertua,
Cinta bukan sembarang cinta,
Cinta ibu tiada terkira.
Di Padang ada Masjid Raya,
Sholat disana di hari Selasa,
Rela berkorban untuk anaknya,
Rela menderita agar anak bahagia.
Sebelum tidur pasang kelambu,
Matikan lampu yang menyala,
Siapa tunduk kepada Ibu,
kan ditinggikan derajatnya.
Langit cerah berwarna biru,
Jadi merah ketika senja,
Surga dibawah telapak kaki ibu,
Untuk itu hormatilah dia.
Siang hari makan semangka,
Campur dengan es dan gula,
Hati ibu sungguh mulia,
Kasihnya membawa ke surga.
Bermain bola memakai sepatu,
Rumput lapangan hinau warnanya,
Terima kasih padamu ibu,
Telah membesarkan sepenuh jiwa.
Di Australia ada Kangguru,
Jalan melompat sangatlah lucu,
Ibu begitu indah telapak kakimu,
Di sanalan tempat surgaku.
Minum kopi sambil baca koran,
Setelah itu langsung sarapan,
Ibu, Rasa lelah mampu kau tahan,
Demi anakmu engkau rela berkorban.
Kerja bakti masyarakat desa,
Semua hadir riang gembira,
Kasih ibu sepanjang masa,
Yang tak terbayar pengorbanannya.
Bangun pagi di hari minggu,
Untuk pergi bekerja ke sawah,
Walau aku sering mengecewakanmu,
Kasih ibu tetap tercurah.
Ketika malam mati lampu,
Semua jadi terlihat gelap,
Setiap malam ibu menimang aku,
Agar tidurku begitu lelap.
Cuaca panas banyak debu,
Pakai masker jangan sampai terbau,
Kasih sayang seorang ibu,
Selalu abadi sepanjang waktu.
Kucing kota banyak bulu,
Bentuknya lucu dan sangat jinak,
Aku sangat bangga padamu ibu,
Walau lelah kau tetaplah bijak.
Jalan ke sungai berbatu-batu,
Untuk itu pakailah sepatu,
Terima kasih atas kasihmu,
Yang tak terhingga sepanjang waktu.
Rajinlah kamu berolahraga,
Agar sehat jantung dan paru-paru,
Aku mencintaimu wahai Mama,
Dalam sadar dan lelapku.
Jalan-jalan ke Danau Toba,
Jangan lupa naik perahu,
Untuk Ibu kukirimkan do’a,
Dan selamat Hari Ibu.
Adek memanjat pohon mangga,
Mangga jatuh busuk sebelah,
Kasih sayang Ibu sungguh kurasa,
Kehangatannya tak bisa berubah.
Bunga terompet berwarna biru,
Tumbuh subur dekat batu,
Hari ini adalah harimu,
Happy Mother’s Day untukmu.
Artis ibukota datang ke desa,
Banyak orang terkagum-kagum,
Cinta kasih ibu sepanjang masa,
Selamanya manis dan harum.
Simoan makanan dalam kulkas,
Untuk dimasak esok hari,
Kasih Ibu memang Ikhlas,
Tak ada yang mampu menandingi.
Baterai habis jangan lupa dicas,
Letakkan ia di atas meja,
Tiada sesal meski tak terbalas,
Yaitu hati Ibu yang penuh cinta,
Anak nelayan menangkap ikan,
Pulang ketika hari senja,
Selamat hari ibu aku ucapkan,
Untukmu wanita terbaik dalam jiwa.
Jalan-jalan ke Pantai Kuta,
Anak Bali menari-nari,
Kasih Ibu sepanjang masa,
Bagaikan sinar sang mentari.
Pergi tamasya ke Jakarta,
Jangan lupa singgah di Kota Tua,
Selamat hari ibu se-Indonesia,
Untuk seluruh ibu dimanapun berada.
Siang hari makan ketan,
Minumnya es kelapa muda
Hari ini aku ucapkan,
Selamat hari ibu yang tercinta.
Anak kecil pergi ke sawah,
Sampai disana celananya basah,
Siang dan malam kasih kau curah,
Kini saatnya kita berpisah.
*** ***
Siang hari bermain layang,
Layangan putus ke langit biru,
Selamat jalan ibuku sayang,
Semoga surga ada padamu.
*** ***
Ke pasar Bukittinggi naik bendi,
Singgah sejenak di Ramayana,
Untukmu ibu yang telah pergi,
Tenanglah engkau di alam sana.
*** ***
Pulang dari hutan ketika senja,
Kedap-kedip si kunang-kunang,
Selamat jalan ibu tercinta,
Jasamu akan selalu ku kenang.
*** ***
Perlibur panjang ke Jakarta,
Esoknya pergi ke Kota Tua,
Ibu pergi untuk selamanya,
Tinggal kenangan dan ajarannya.
*** ***
Malam hari mencari mangsa,
Kelelawar tidur di siang hari,
Selalu terbayang di pelupuk mata,
Sosok ibu yang telah pergi.
*** ***
Ketika masa libur tiba,
Aku mengunjungi rumah saudara,
Hari ini masanya tiba,
Ibu berlalu untuk selamanya.
*** ***
Awan cerah berwarna biru,
Setelah hujan muncul pelangi,
Do’a dan tangis mengiringi pergimu,
Wahai ibu yang aku sayangi.
*** ***
Pergi rekreasi ke Pantai Kuta,
Berdiri tegak si Mercusuar,
Semakin jauh aku berada,
Semakin rindu ibu membesar.
*** ***
Ketika hujan mulai menghadang,
Segeralah ambil payung,
Tak sabar rasanya ingin pulang,
Memeluk ibu yang ada di kampung.
*** ***
Ke sekolah pergi belajar,
Guru menulis dengan kapur,
Rindu pada ibu kian menjalar,
Menusuk kalbu mengganggu tidur.
*** ***
Masak ayam dengan kentang,
Untuk makan ketika malam,
Hanya wajah ibu yang terbayang,
Disetiap siang dan malam.
*** ***
Mandi subuh di pagi buta,
Setelah itu langsung sarapan,
Ibu menjadi sosok utama,
Yang selalu aku rindukan.
*** ***
Sebelum tidur pasang kelambu,
Semoga terlelap dalam mimpi,
Setiap berpisah denganmu ibu,
Rindu menghantam menusuk nadi.
*** ***
Pergi ke sungai mencari rebung,
Untuk dimakan di malam sabtu,
Tak sabar rasanya pulang kampung,
Ingin mencium dan menggendong ibu.
*** ***
Jalan-jalan ke Danau Toba,
Jangan lupa naik perahu angsa,
Ibuku sayang ibuku rindu,
Terpatri di hati sepanjang masa.
*** ***
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan pantun untuk ibu dan ayah tercinta. Semoga kumpulan bait Pantun ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi referensi teman-teman semua. Sekian yang dapat saya sajikan sampai jumpa lagi di ulasan pantun yang lainnya.