50 Pantun untuk Janda Bijak dan Sangat Memotivasi
Pantun untuk Janda Bijak dan Sangat Memotivasi - Hallo sobat Pintarsiana, berjumpa kembali di hari yang cerah ini, kembali saya akan berbagi sebuah bait pantun yang sangat menghibur kalian semua. Disini saya sudah menyediakan kumpulan bait pantun dengan tujuan memberikan semangat kepada kalian para wanita yang saat ini statusnya menjadi Janda. Semeoga pantun ini dapat bermanfaat dan memberikan semangat bagi kalian semua.
Pantun untuk Janda Bijak dan Sangat Memotivasi
Baik tanpa banyak basa basi lagi, silahkan sobat simak kumpulan pantun yang sangat memotivasi bagi para wanita yang saat ini menjadi Janda. Status Janda itu bukan sebuah status penghinaan melainkan ini hanya sebuah sebutan, jadi jangan berkecil hati jika Anda saat ini sedang dalam status Janda, semoga nantinya Anda mendapatkan jodoh yang baru.
Sabit bukan sebarang sabit
Sabit berhulu kepala gajah
Sakit bukan sebarang sakit
Sakit merayu jandanya nikah
Sabit bukan sebarang sabit
Sabit berhulu kepala gajah
Sakit bukan sebarang sakit
Sakit merayu jandanya nikah
Ada malangnya membeli kuda
Walaupun baik susah dikekang
Ada malangnya berbini janda
Walaupun cantik lah sisa orang
Susahlah hati anak merpati
Nampak kuda meminum darah
Susahlah hati hendak berlaki
Awaklah janda sebelum nikah
Anak kuda memakan dedak
Datang balam duduk berjaga
Awak duda gilakan talak
Siang malam mengintai janda
Ada untungnya membeli kuda
Dapat dipacu berulang alik
Ada untungnya berbini janda
Dapat berguru yang pelik-pelik
Bagaimana rusa tidak mengamuk
Kijang menyombong menampar dada
Bagaimana dara tidak merajuk
Bujang sekampung mengejar janda
Bagaimana unta tidakkan pening
Tupai meranda dipinang balam
Bagaimana mata tidakkan juling
Mengintai janda siang dan malam
Ada untungnya membeli kuda
Dapat dipacu berulang alik
Ada untungnya berbini janda
Dapat berguru yang pelik-pelik
Catuk bukan sebarang catuk
Catuk ayam menang berlaga
Duduk bukan sebarang duduk
Duduk diam mengenang janda
Daripada manggis eloklah mangga
Karena mangga rasanya enak
Daripada gadis eloklah janda
Karena janda ilmunya banyak
Jerat dipasang sekali habis
Bila tak habis senjalah hari
Niat memang mencari gadis
Tak ada gadis jandapun jadi
Lubuk Bakung teluk negeri
Di sana Buaya banyak bersarang
Menengok Lutung jadi menteri
Banyaklah janda mabuk kepayang
Mengapa main berlalai-lalai
Karena hari menjelang senja
Mengapa kain terburai-burai
Karena lakinya pulang ke janda
Perahu Cina membawa rempah
Jalannya miring dipukul ombak
Rindu kan janda sudah menikah
Badan meranting kepala botak
Perahu Bugis bermuatan lada
Terlanda pukat berhenti dulu
Dituju gadis yang dapat janda
Janda dapat dijadikan guru
Pisau belati baru diasah
Untuk senjata menembuk dinding
Risau hati malu bertambah
Menengok janda duduk bersanding
Sabit bukan sebarang sabit
Sabit pandak bertuang baja
Sakit bukan sebarang sakit
Sakit hendak mengulang janda
Sabit bukan sebarang sabit
Sabit berhulu kepala gajah
Sakit bukan sebarang sakit
Sakit merayu jandanya nikah
Sejak beruk menampar kuda
Ternak yang lain menjadi kacau
Sejak datuk mengejar janda
Banyaklah datin membeli pisau
Susahlah hati anak merpati
Nampak kuda meminum darah
Susahlah hati hendak berlaki
Awaklah janda sebelum nikah
Tali kail sangkut ke kail
Dilempar masuk ke tempat kuda
Hati kecil lutut menggigil
Mendengar datuk memikat janda
Tali bendera berwarna kuning
Tanda daulat serta kuasa
Hati gembira duduk bersanding
Tahunya dapat janda tua
Untuk apa membeli renda
Untuk meperindah sulaman
Untuk apa berbini janda
Untuk menambah pengalaman
Uncang kecil isi sedikit
Membayar lada manakan sampai
Tulang menggigil lari terbirit
Dikejar janda di depan ramai
Usang bukan sebarang usang
Usang mangkuk gunanya sama
Pulang bukan sebarang pulang
Pulang menengok janda lama
Walau banyak cawan dijual
Harga murah cepat larisnya
Walau banyak kawan berbual
Bersua janda cepat larinya
Wakil bukan sebarang wakil
Wakil orang mengantar tanda
Degil bukan sebarang degil
Degil miang mengejar janda
Wakil udang kepada belida
Wakil belida kepada buntal
Degil bujang karena janda
Degil janda karena gatal
Waktu pagi orang merenda
Merenda kain untuk selendang
Malulah hati memandang janda
Janda lah kawin awak membujang
Waktu pagi kabut pun reda
Hendak bersampan laut berombak
Mau berhenti takut ke janda
Hendak berjalan lutut lah bengkak
Waktu sehari terasa lama
Ditinggal sedang mabuk kepayang
Malulah hati bersua janda
Sesalpun datang bukan kepalang
Waktu menteri berjaja jagung
Orang menangis mengurut dada
Pilulah hati dara sekampung
Bujangnya habis disikat janda
Yakin dihati yakinlah umat
Niat tak habis pada yang luhur
Lain dicari lain yang dapat
Tak dapat gadis jandapun syukur
Yang bertanda biar bertanda
Untung tanda dapat dipegang
Orang menjanda biar menjanda
Untung janda mendapat bujang
Yang wangi bunga
Yang busuk tahi
Yang dicari janda
Yang dipeluk bini
Yang direndang bilis
Yang masak lada
Yang dipinang gadis
Yang terbawak janda
Yang diminta bilis
Yang dapat lada
Yang dicinta gadis
Yang dapat janda
Yang ada sudah dihimbau
Niat berdoa menolak bala
Orang duda suka mengigau
Teringat janda ditalak tiga
Api siapa di pondok itu
Apinya janda tengah menugal
Laki siapa yang bungkuk itu
Sudah tua gila menggatal
Pantun untuk Mertua
Bagaimana tempua tidakkan palak
Mendengar kera terkentut-kentut
Bagaimana telinga tidakkan pekak
Mendengar mertua merungut-rungut
Elok mengutip buah cempedak
Baunya wangi rasapun segar
Eloklah nasib mertua pekak
Menantu mengeji ia tak sadar
Elok hari bawa berburu
Dengan berburu banyaklah daging
Eloklah hati mertua bisu
Dengan menantu tidak menengking
Elok hari bawa berunding
Jangan menunggu bala meletus
Eloklah hati mertua sumbing
Dengan menantu tertawa terus
Karena kera hendak menikah
Banyak lembu merebus daging
Karena mertua tamak serakah
Banyak menantu kurus kering
Lama duduk tentulah lapar
Hendak makan nasi tak masak
Mertua beruk menantu ular
Anak dimakan bini digasak
Mati semut mati terhimpit
Ditimpa batang pecahlah perut
Laki kedekut bininya pelit
Mertua datang muka berkerut
Perahu layar membawa limau
Belum berhenti sebelum senja
Malu besar mukapun hijau
Mencium bini tercium mertua
Janda bukan sebuah keinginan para wanita, melainkan sebuah taqdir jalan hidup yang harus di terima oleh para wanita jika taqirnya menjadikan dia menjadi seorang Janda, karena mayoritas menginginkan hubungan yang baik antara dia dan suaminya serta menginginkan keluarga yang harmonis.
Makan pengat sekali duduk
Hendak bertambah terasa kenyang
Badan penat bini merajuk
Hendak marah mertua garang
Perahu Banjar berlayar malam
Disana sini berjaja gula
Malu besar mukapun lebam
Meraba bini teraba mertua
Sabit bukan sebarang sabit
Sabit berhulu berukir naga
Sakit bukan sebarang sakit
Sakit malu disindir mertua
Sudahlah kaki tidak dibasuh
Kepalanya pula diberak burung
Sudahlah laki tidak senonoh
Mertuanya pula berbuat serong
Sudahlah periuk tidak berisi
Terbuang pula isi belanga
Sudahlah teruk digasak bini
Ditendang pula oleh mertua
Tengah menampi padi ladang
Datang tempua bersama gagak
Tengah menanti kekasih datang
Datang mertua membawa kapak
Tumbuh betung ditepi paya
Walaupun lebat mudah ditebang
Sungguh untung lelaki kaya
Walaupun jahat mertua sayang
Sudahlah kaki tidak dibasuh
Kepalanya pula diberak burung
Sudahlah laki tidak senonoh
Mertuanya pula berbuat serong
Ulat bukan sebarang ulat
Ulat sutera gunanya banyak
Umpat bukan sebarang umpat
Diumpat mertua telinga pekak
Walaupun perahu mulai lapuk
Karena berguna dijaga orang
Walau menantu bagaikan beruk
Karena kaya mertuanya sayang
Wangi sekali minyak jelantah
Enak digoreng bersama kerak
Laki bini tegak berbantah
Anak kencing mertua teberak
Wangi sekali minyak nilam
Gunanya untuk bahan ramuan
Laki bini hendak bertikam
Mertua sibuk mencarikan kafan
Waktu makan orangpun pulang
Minum kopi minum bersama
Malunya bukan alang kepalang
Mencium bini tercium mertua
Waktu hujan awanpun gelap
Suntuk langkah dadapun kemak
Mau berjalan badan berkurap
Duduk di rumah mertua galak
Waktu menteri berdagang kacip
Para pembesar berjaja pinang
Pilulah hati mengenang nasib
Mertua pengasar lakinya garang
Yang gadis suka berbedak
Bedak menambah bersih wajahnya
Orang bengis suka membentak
Terbentak mertua putih mukanya
Zaman silam zaman beradat
Kini adat dilupakan orang
Siang malam fikiran tumpat
Bini lah berat mertua pulang
Zaman dahulu hidup tenteram
Sanak saudara beramah tamah
Badan lesu tak tidur malam
Dibentak mertua celana basah
Zaman purba lamalah sudah
Beribu tahun sudah berlalu
Tangan meraba meleleh ludah
Mau mencium mertua lalu
Bagaimana semut tidak membalas
Beruk menimpa kera mengancam
Bagaimana perut tidakkan mulas
Menengok mertua bermuka masam
Akhir Kata
Semoga dengan adanya Pantun untuk Janda ini dapat meMemotivasi kalian para wanita yang saat ini berstatus janda. Buat kalian para gadis jangan mau jadi janda pertahankan keluarga kalian dan binalah keluarga kalian dengan baik agar bisa mendapatkan keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah.
Cukup sekian yang dapat saya sajikan, sekian dari saya dan sampai jumpa lagi di pembahasan pantun yang lainnya.