100 Pantun Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia
Pantun Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia - Halo sobatsiana selamat Pagi di hari Rabu ini yang sangat cerah dan bahagia. Pada kesempatan ini saya akan berbagi lagi sebuah Pantun dengan tema rumah tangga. Pantun ini mempunyai sajak dan makna tentang kehidupan rumah tangga. Dengan membaca pantun ini diharapkan kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran, bahwa kehidupan rumah tangga itu tidak selalu mulus dan bahagia melainkan ada juga cobaannya.
Pantun Rumah Tangga
Oleh karena itu dalam membangun rumah tangga di butuhkan kesabaran dan pikiran yang dewasa, kita tidak bisa mengambil keputusan dalam kondisi marah, karena mengambil keputusan dalam kondisi marah itu akan membuat kita mudah terjerumus dalam kesalahan dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu kita harus mampu bersabar dan mengendalikan amarah.
Pantun Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia
Gimana selokan nggak tersumbat
Kalau sampah dibuang sembarang
Jika suami isteri akrab dan bersahabat
Nggak bakalan tercipta sebuah jurang
Semisal kereta jalan tanpa masinis
Nggak bakalan naik para penumpang
Rumah tangga gak bakalan harmonis
Kalo suami isteri cuma saling jual tampang
Sering muncul kok hal tak terduga
Makanya, mesti sering introspeksi diri
Sulitkah harmoniskan rumah tanga
Tergantung kesepakatan suami isteri
Kalau ada yang bergejolak di sebuah kawah
Tandanya gunung sudah kangen meletus
Kalo suami mau sederhana, isteri mau mewah
Rumah tangga bukan langgeng tapi cepat putus
Berakit rakit memang mesti ke hulu
Kalo berenang jangan di sungai keruh
Saat nikah kan dapat wejangan penghulu
Suami isteri mesti paham secara menyeluruh
Sopir angkot hobi ngudak ngudak penumpang
Pembalap cuma mau kebut kebutan di sirkuit
Berumah tangga tuh bisa sulit bisa gampang
Tapi keharmonisannya bukan ditentukan oleh duit
Pantun Rumah Tangga Bahagia
Belajar adik dalam kelas,
Bel berbunyi terdengar sudah.
Pertama niat yang ikhlas,
Menikah karena ibadah.
Pergi ke pasar membeli bahan,
Beli satu dapat dua.
Carilah keridhaan Tuhan,
Bukan keridhaan manusia.
Saat menunggu terasa lama,
Hanya duduk diam saja.
Sabar adalah tiang utama,
Dalam menggapai keluarga bahagia.
Beli cabe beli ketumbar,
Membelinya di tengah pasar.
Tanpa sabar bisa bubar,
Hal kecil bisa dianggap besar.
Pak Haji memakai sorban,
Tasnya besar lupa di bawa.
Hendaknya tulus dalam berkorban,
Demi kebahagiaan engkau berdua.
Anak bermain jungkat-jungkit,
bermain air di atas rakit.
Berkorban jangan diungkit-ungkit,
Karena bisa jadi penyakit.
Baling-baling dihidupkan,
Tertiup angin dari Selatan.
Berusaha saling membahagiakan,
Agar terbit di bibirnya senyuman.
Jika datang hari raya,
Lupakan dulu meminum jamu.
Jika bersamamu ia bahagia,
Sulit baginya meninggalkanmu.
Pantun Rumah Tangga Harmonis
Air arak diharamkan,
karenanya banyak nyawa melayang.
Meskipun jarak memisahkan,
semua itu bukan penghalang.
Kalau ikan di dalam kolam,
bunga tumbuh di tengah taman.
Kalau cinta sudah dalam,
jarak jauh terasa nyaman.
Langit biru terlihat sendu,
warna hijau biru dan semu.
Jarak jauh tumbuhkan rindu,
ingin selalu dekat denganmu.
Burung melayang burung nuri,
hingga sebentar di pohon kenari.
Kasih sayangku amat murni,
seperti embun di pagi hari.
berlabuh orang menunggu,
hendak berlayar ke Siantar.
Kalau jauh terasa rindu,
jika berjumpa terasa sebentar.
Ambil bambu buat sembilu,
terbang debu dari cerutu.
Namamu kusebut selalu,
dalam doa setiap waktu.
Belajar lukis dengan pensil,
mengapa kertas tidak rata.
Semoga engkau berhasil,
meraih segala cita-cita.
Bunga kenangan di selasar,
hadiah dari Raja Tuban.
Kasih semakin sayang besar,
melihat engkau banyak berkorban.
Patah dahan disambungkan,
hendak hati disatukan.
Kepada Tuhan kita mohonkan,
agar cepat dipertemukan.
Beribu-ribu para pelukis,
hanya satu memakan roti.
Beribu-ribu cewek yang manis,
hanya engkau di dalam hati.
Syair puisi pantun dan madah,
pujangga ciptakan sepenuh rasa.
Engkau tetap yang terindah,
dalam hidupku sepanjang masa.
Surya terbit datanglah pagi,
terbit dari Tanjung Meranti.
Hanya untukmu cinta ini,
tetap untukmu hingga nanti.
Bunga wangi bernama selasih,
tumbuh liar di pinggir kali.
Saat dirimu curahkan kasih,
hidup hampa gairah kembali.
Pinggir sungai banyak nipah,
sayang airnya terasa sepah.
Kasih sayang semakin berlimpah,
jadikan hidupku semakin indah.
Anak kecil jadi pemayang,
malam hari menonton wayang.
Ketahuilah wahai sayang,
cinta ini penuh kasih sayang.
Pita merah panjang sekilan,
jatuh satu ke dalam rantang.
Cintaku bagaikan rembulan,
dipagari bintang-bintang.
Dari jauh para tamu,
datang untuk mencari ikan.
Izinkan aku mencintaimu,
cinta sepanjang putaran zaman.
Sungguh indah Ujung Pandang,
indah pula Kota Pinrang.
Dari awal beradu pandang,
wajahmu terbayang-bayang.
Prajurit jalan berselang-selang,
berkicau keras burung kutilang.
Dari dulu hingga sekarang,
cinta hakiki tak pernah hilang.
Gunung Jati anak Rara Santang,
dikasihi juga disayang.
Walau banyak godaan datang,
teguh diriku tak pernah goyang.
Tanah ladang pasti gembur,
karena disiram air sumur.
Kasih sayang semakin subur,
laksana benih yang ditabur.
Untuk apa menanam ranjau,
jangan perang engkau semai.
Kasih sayang tumbuh menghijau,
jiwa lapang hatipun damai.
Dongeng lama tentang peri,
peri menolong sang puteri.
Engkau bagai bunga berseri,
suntingan jiwa bijak bestari.
Di Bandar banyak orang,
hilir mudik kanan dan kiri.
Tak kan pudar kasih sayang,
tambah erat hari ke hari.
Jika nuri hinggap di tiang,
ingin melihat ikan menyelam.
Jika hati saling menyayang,
romantis tumbuh siang dan malam.
Papan rengat dari rawa,
banyak orang ingin membawa
Cintamu hangat di dalam jiwa,
laksana cahaya dari sang surya.
Pedih bukan sembarang pedih,
pedih tenggorokan makan kolak.
Sedih bukan sembarang sedih,
sedih karena cinta ditolak.
Pisau diasah di atas palu,
palu kecil diangkat ringan.
Inilah kisah paling pilu,
cintaku bertepuk sebelah tangan.
Walau batik jadi baju,
tetapi polos lebih laku.
Walau cantik walau ayu,
tetapi dia bukan jodohku
Suara harimau terdengar sember,
harimau tua tak berkuku.
Walau air mata satu ember,
tak kan dia menerima cintaku.
Sebuah nama punya arti,
mencari nama berhati-hati.
Biarlah aku bersedih hati,
untuk dia yang di hati.
Dunia ini amat hina,
bagai si renta yang terkulai.
Pikiranpun gundah gulana,
karena kasih yang tak sampai.
Mungkin hendak membeli lurik,
ayam jantan dari Pati.
Mungkinkah ada yang lebih baik,
selain gadis pujaan hati?
Anak kecil giginya tanggal,
belum tumbuh cambang kumis.
Kuucapkan selamat tinggal,
duhai gadis yang paling manis.
Batu gosok batu rusa,
untuk menggosok wajah muka.
Mungkin esok atau lusa,
akan terobati sgala luka.
Api kecil dari tungku,
apinya kecil habis kayu.
Sudah lama kutunggu-tunggu,
kapan kamu bilang I Love You.
Pagi hari berangkat kerja,
untuk mengairi padi di sawah.
Kalau cinta katakan saja,
bilang I Love You itu mudah.
Dunia ini hingar bingar,
jangan sampai engkau tergoda.
Telinga ini ingin mendengar,
saat kau ucapkan kata cinta.
Lima waktu jangan kurang,
selalu tunaikan sholat sembahyang.
I Love You jangan sembarang,
katakan pada orang yang disayang.
Beli jahe beli ketumbar,
potong jahe memakai parang.
Ingin bilang jantung berdebar,
bila I love You untukmu sayang.
Depan rumah tanam lempuyang,
tanah keras dicangkulkan.
Dalam hati segunung sayang,
di bibir berat mengucapkan.
Petang hari mengambil kayu,
untuk dibuat menjadi bangku.
Bukan takut bilang I love U,
tapi takut kau menolakku.
Kalau hati sudah buta,
budi baik amat langka.
Kalau memang kamu cinta,
aku pasti kan menerima.
Untuk apa pati geni,
puasalah sesuai syariat Nabi.
Jika cintamu tulus murni,
kuterima sepenuh hati.
Apa tanda kapal di samudra,
memberi tanda walaupuh jauh.
Apa tanda orang jatuh cinta,
jika jauh merasa rindu.
Apa tanda rumah istana,
semuanya terlihat baru.
Apa tanda tumbuh cinta,
terasa di dada rasa cemburu.
Kue cucur di dalam loyang,
masih hangat hendak disajikan.
Cemburu tanda kasih sayang,
untuk kekasih sang pujaan.
Baju baru dari seberang,
Warnanya elok sangat rupawan.
Cemburu jangan sembarang,
cemburu demi kebahagiaan.
Bila pergi ke sudut pasar,
mengantri diri mesti sabar.
Bila cemburu lebih besar,
kasih sayang bisa bubar.
Rumah sehat selalu bersih,
disapu gadis bak seorang dayang.
Ini pantun cinta kasih,
kasih cinta serta sayang.
Apa tanda buah mangga,
bentuk bulat panjang tangkainya.
Apa tanda orang setia,
dalam hidup seiya sekata.
Apa tanda hari petang,
ufuk Barat merah warnanya.
Apa tanda orang sayang,
kekasih dilindungi dari marabahaya.
Dari Palembang ke Payakumbuh,
di Pariman pula akhirnya bertemu.
Bagaimana cinta bisa tumbuh,
doakan dia dari hatimu.
Anak Cina pergi ke pasar,
lewat jalan yang amat lebar.
Bagaimana cinta semakin besar,
hadapi dia dengan hati yang sabar.
Panjang ekor ikan pari,
walau panjang tak berduri.
Jalan-jalan sore hari,
melepas penat damaikan diri.
Baju putih ujungnya berenda,
amat anggun dipakai dara.
Hujan turun baru reda,
amat segar hirup udara.
Bersorak anak hore hore,
mendapat buah salak pondoh.
Jalan-jalan sore sore,
siapa tahu bertemu jodoh.
Sudah lama ke pohon randu,
pohon randu banyak buahnya.
Sudah lama hati rindu,
menemukan belahan jiwa.
Harum wanginya bunga selasih,
tersiram hujan daunnya basah.
Belahan jiwa curahan kasih,
tempat tenangkan resah gelisah.
Bila senja berwarna merah,
waktu magrib dekat tandanya.
Bila kasih sayang tercurah,
hati inipun akan bahagia.
Naik tinggi pakai tangga,
siapa yang ingin jadi pertama.
Tiada kusangka tiada kuduga,
bertemu dengan kekasih lama.
Pulang pagi karena ronda,
sangat mengantuk kedua mata.
Sekarang dia sudah janda,
tapi wajahnya masih cantik jelita.
Mentari hampir terbenam,
cahayanya tak lagi memuai.
Kasih diberi sayang ditanam,
cinta sejati kan dituai.
Membuat bolu pakai loyang,
loyang ditaruh dihangatkan.
Puaskan diri menanam sayang,
bahagia pula yang kita dapatkan.
Rambut ikal jatuh tersurai,
duduk sendiri di atas bangku.
Cinta kasih harus terurai,
lewat tutur dan tingkah laku.
Kayu jati untuk papan,
memakunya sangat segan.
Tutur kata sangat sopan,
orang lainpun pasti segan.
Jangan suka meniru Barat,
ikuti petunjuk dari syariat.
Jangan suka mengumbar aurat,
kekasih hatipun pasti hormat.
Taruh kembali pisau belati,
karena tajam seperti duri.
Cinta kasih ada di hati,
biarlah tumbuh dan berseri.
Pandawa lima dan Kurawa,
mereka masih bersaudara.
Kasih sayang terbit di jiwa,
bila berjuang bersama-sama.
Tuan bangsawan anak priyayi,
membaca buku pakai lentera.
Saling menghormati menghargai,
rumah tangga rukun sejahtera.
Untuk apa mawar berduri,
kalau akhirnya merobek sari.
Untuk apa menang sendiri,
kalau akhirnya seorang diri.
Dunia ini tempat cabaran,
banyak pula kesengsaraan.
Hubungan cinta perlu kesabaran,
jauhlah diri dari pertengkaran
Putih putih bunga melati,
bunga melur idaman hati.
Bukanlah cinta yang sejati,
bila kekasihmu tersakiti.
Anak gabus pandai berenang,
dari tengah menuju tepi.
Hati pasti merasa tenang,
bila cintamu cinta sejati.
Sarapan pagi minum susu,
satu kerat nasi ketan.
Cinta sejati bukan hawa nafsu,
cinta yang mencari keridhaan Tuhan.
Hindarkan diri berbangga-bangga,
takut nanti jadi melarat.
Bawalah kekasihmu ke telaga,
telaga bahagia dunia akhirat.
Sembilu tajam untuk menyayat,
daging sapi dikerat-kerat.
Jauhilah olehmu segala maksiat,
menjadi siksa di akhirat.
Tepung kanji untuk campuran,
ambil saja satu genggaman.
Ikutilah tuntunan Quran,
sabda Nabi sebagai pegangan.
Arjuna satria pandai memanah,
dari negeri antah berantah.
Agar rumah tangga sakinah,
taat pada apa yang diperintah.
Penduduk surga punya kemah,
dari permata yang sangat indah.
Perintah Allah memiliki hikmah,
mengikutinya mendapat berkah.
Jarum emas di dalam peti,
hilang satu di taman melati.
Kasih sayang yang sejati,
membawamu bahagia hingga nanti.
Langit biru amat luasnya,
tinggi tak tercapai oleh tangga.
Bukan hanya di dunia,
orang iman cintanya hingga surga.
Kancil melompat siput heran,
tupai melompat mencari makan.
Ajaklah kekasih belajar Quran,
kepada Allah kita dekatkan.
Sholat tahajud sebagai tambahan,
mengerjakannya dengan senang.
Siapa yang dekat kepada Tuhan,
hidup bahagia hatinya tenang.
Pak tani sedang menggarap lahan,
tatapannya jauh menerawang.
Siapa yang mencintai Tuhan,
hatinya diisi dengan kasih sayang.
Kuda berlari kaki berderap,
suara terdengar semakin dekat.
Kepada Allah jua kita berharap,
semoga cinta membawa rahmat.
Banyak orang mengejar harta,
nasib buruk pula yang diterima.
Cinta sejati membawa kita,
menuju surga bersama-sama.
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan Pantun Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia, semoga dengan adanya Pantun Rumah Tangga ini dapat bermanfaat bagi kita yang hendak membangun rumah tangga baru atau bagi sobat yang sekarang sudah berumah tangga. Semoga terhibur dan bisa mengambil pelajaran dari makna yang ada pada bait ke 3 dan k 4. Sekian dari saya sampai jumpa lagi di koleksi pantun yang lainnya.